Saturday, January 15, 2011

Anjing tunawisma

lusa si anjing kecil datang tanpa permisi

lalu-lalang di halaman, sesekali mengendus-endus jemuran setengah kering

tahu tak ada bau amis tulang atau sisa-sisa ikan, kemudian ia pergi setelah diusir si empunya rumah dengan suara huss...husss sambil mengetok-etokkan gagang sapu di lantai depan pintu....



beruntung ia tak memberi kenang-kenangan lendir yang menjijikkan...

sedikit was-was tapi masih menyimpan rasa agak tenang...

huuuuhh....syukurlah....



sehari berselang, ia tak tampak. jemuran sudah aman bila tak ditunggui.

lalu aku pun pergi ke tempat di mana pohon-pohon, danau, dan kera-kera saling hidup berdampingan. orang-orang menyebutnya bedugul. jalan-jalan ke tempat wisata, rasanya kurang menyenangkan bila tak ada kawan. tentu saja aku tak mau sendiri. suami dan seorang teman, ikut bersama.



rumah sepi. gembok menggantung di pagar. pertanda penghuni tak berada di rumah. mohon tamu yang akan datang, silakan kembali lagi malam nanti atau esok hari. semua pasti mengerti tanpa ada perkataan secara eksplisit mengenai hal itu. tentu saja terkecuali si anjing kecil itu lagi. kembali ia berulah untuk mengajak perang.



tanpa pernah diundang, ia tidur santai di atas keset di depan pintu seolah-olah ingin menyambutku yang baru datang dari bepergian. "hallo, welcome selamat datang," mungkin pikirnya begitu. "Aduh anjing, siapa sih elo. gue yang punya rumah," dahiku berkerut agak jengkel menanggapi ulahnya. "dari mana kau masuk. pergilah ke rumah pemilikmu. jangan kau datang-datang lagi ke mari. pusing aku jadinya". anjing itu tak menjawab. ia berjalan menuju pintu pagar dengan menekuk lehernya ke bawah. ia lalu berjalan menyelusuri jalan setapak dengan selalu melihat tanah. ke manakah ia? bagaimana nasib si anjing malang selanjutnya???????

Read More......