Friday, February 27, 2009

Ketika Impor Obat dibatasi...

Siti Fadilah; Saya digoyang washington, London, dan Tokyo


Kembali Siti Fadilah Supari membuat gebrakan. Ia memunculkan kebijakan baru dg mengeluarkan permenkes 1010/2008 yang mengharuskan semua obat-obatan yang dijual di Indonesia di produksi di dalam negeri. Dengan peraturan tersebut, otomatis masuknya obat impor semakin terbatas. "Saya digoyang Washington, London, dan Tokyo," kata Menkes di Jakarta, kemarin. (kutipan diambil dari Harian Rakyat Merdeka, Jakarta).

Siti fadilah mengatakan, pihak yang menekannya adalah The US Chamber of Commerce (Kadin Amerika Serikat) yang berkantor di Washington. Lembaga tersebut mengirim surat resmi ke Departemen Kesehatan meminta pencabutan permenkes tersebut. Selain itu, konselor Uni Eropa dan Duta Besar Jepang juga melakukan hal sama. "Konselor Uni Eropa dan Ambassador Jepang datang langsung ke sini (Depkes), meminta saya mencabut SK," kata Siti Fadilah. Dengan tekanan tersebut, Siti fadilah mengaku sama sekali tidak takut.

"Apakah rasa kebangsaan kita tidak tersinggung. Mana ada mentri disuruh nyabut SK oleh orang asing. Kalau yang menyuruh rakyat sih tidak apa-apa," katanya.

SK yang dikeluarkan Siti Fadilah Supari bertujuan untuk mengembalikan fungsi Pedagang Besar Farmasi (PBF) agar tidak mengimpor obat. Ia ingin melawan neoliberalisme di bidang kesehatan. "Obat impor silakan masuk, tapi buat pabrik di sini. Biar rakyat Indonesia dapat lapangan kerja. Masa hanya ambil untung di Indonesia, lalu keuntunganya dibawa ke negara meraka," katanya lagi.

Lanjut Menkes, selama ini pasar obat Indonesia merupakan yang terbesar keempat setelah AS, Tiongkok, dan India. Negara-negara tersebut sudah melakukan proteksi, hanya Indonesia yang masih diinjak-injak. "Makanya sekarang mafia obat sebel sama saya," katanya. Tekanan tersebut tidak hanya datang dari pihak asing. Dari dalam negeri juga banyak yang melakukan hal yang sama. Sejak sengeluarkan SK tersebut, Depkes terus didiskreditkan dengan sejumlah isu. Mulai isu korupsi Jamkesmas hingga terakhir pengadaan alat-alat kesehatan.

***

Keberanian untuk melawan hegemoni asing seharusnya tidak hanya terjadi di bidang kesehatan. Namun, keberanian Siti Fadilah bisa memberi sedikit harapan untuk kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia, Khususnya di dunia kesehatan. Minimal harga obat yang selama ini selangit bisa terjangkau masyarakat bawah.Selama ini, rakyat harus membayar mahal untuk kesehatan mereka. Bagi kalangan mampu, hal ini tentu bukan menjadi masalah. Namun, bagi mereka yang masuk dalam kategori rakyat miskin, haruskah tidak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan layanan yang terbaik bagi kesehatan mereka? Sudah bukan rahasia lagi jika semua hal yang berkait dengan rumah sakit, dokter, dan obat-obatan Indonesia harganya mencekik leher.

Bersambung....

Read More......