Tuesday, October 21, 2008

Suratku buatmu:

Maaf, Janjiku tertunda sementara

Besok adalah hari terindah untuk sepupuku, Siti Rukilah. Tepat di tanggal 23 Oktober 2008, ia akan melangsungkan pernikahan yang akan menjadi awal hidup barunya dan kebahagiannya kelak untuk selamanya; doaku untuknya dari jauh, namun selalu dekat di hati.

Mulanya akan saya ucapkan kata maaf untuknya. Maaf untuk kehadiranku yang terlambat. Janjiku untuk datang beberapa hari sebelum pernikahannya ternyata belum bisa saya penuhi karena masih harus mengurusi keperluan untuk wisuda. Tapi yakin dan percayalah, hari ini saya akan meluncur dari Semarang untuk pulang ke kota tercinta kita.

Penyesalanku sebenarnya tidak hanya tertuju padanya. Beberapa bulan ini saya sering tidak bisa datang memenuhi undangan orang-orang terdekat saya. Yati, teman kampusku, yang baru saja menikah tanggal 7 Oktober beberapa hari yang lalu. Mbak Yanti dan Rahayu, sepupu dari pihak ibu dan bapakku, yang juga baru menikah dua bulan lalu. Saya minta maaf. Doaku selalu untuk kalian, beserta teman-teman saya yang menikah pada tahun 2008 dan 2007.

2007 dan 2008 menjadi tahun yang penuh sesak buatku. Hampir tiap bulan selalu saja ada undangan yang nempel di tangan. Undangan pernikahan. Tidak, tak ada kata gerah buatku untuk menerimanya karena itu sebuah kebahagiaan. Dan akhirnya, saya hanya bisa berdoa:

“Tuhan, langgengkan kebahagiaan orang-orang yang ada di sekitarku. Dan semoga kebahagiaan-kebahagiaan itu akan menjadi virus positif yang menular pada mereka yang berada dalam keputusasaan hidup, amin.”

(saya melihat berita di Seputar Indonesia yang tayang di RCTI, yang menginformasikan mengenai meningkatnya penghuni Rumah Sakit Jiwa di Indonesia yang ditengarai makin tingginya tingkat stres masyarakat Indonesia. Saya sangat prihatin).

Read More......

Alasan itu perlu dibuat

Sudah lama sekali saya tidak menulis untuk blogku tercinta. Ini bukan berarti tanpa alasan meskipun alasan memang semestinya harus dibuat. Beberapa alasan yang masuk akal adalah karena beberapa bulan kemarin saya harus menyelesaikan skripsi yang lama terbengkalai, dan sedikit sibuk dengan kerja paruh waktu. Namun kedua alasan tersebut masih bisa diatasi karena tersedianya komputer sewaan. Jadi, kapan saja ingin menulis, langsung saja menghidupkan komputer dan mengeluarkan semua unek-unek di kepala. Nah, alasan yang paling serius mengapa harus vakum sementara dalam menulis adalah saat masa sewa habis dan komputer tak lagi ada di tangan. Belum lagi flash disk ikut-ikutan eror. Sudah deh, dunia terasa tamat.

Tapi tunggu dulu,
Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat diriku. Thanks God, Kau telah memberiku flash disk lagi melalui tangan indah ibuku. Love u so much. Dengan flash disk ini, nanti mungkin saya akan lebih sering ke internet dan menyimpan tulisan-tulisanku yang bisa kubuat dari komputer teman he3…thx…

Read More......